Pada zaman dahulu kala, sebelum tercipta nama
Indonesia, terdapat aneka sebutan untuk kepulauan tanah air. Menurut catatan
bangsa China, kawasan kepulauan tanah air disebut Nan Hai (Kepulauan
Laut Selatan). Sedangkan bangsa India menyebut Dwipantara (Kepulauan
Tanah Seberang). Sementara bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza’ir
al-Jawi (Kepulauan Jawa).
Kemudian datanglah bangsa-bangsa Eropa ke
kepulauan tanah air. Mereka beranggapan bahwa benua Asia hanya terdiri dari
Arab, Persia, Indian, dan China. Mereka kemudian menamai daerah yang terbentang
luas dari Persia hingga China itu dengan sebutan Hindia. Ternyata masih ada
kepulauan tanah air kita yang disebut Kepulauan Hindia. Sebagai daerah jajahan
Belanda, maka disebut Hindia Belanda yang dikenal menghasilkan rempah-rempah.
Nah, tahun 1847 di Singapura terbit sebuah
majalah ilmiah tahunan Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA)
yang diketuai oleh Pak James Richardson Logan, etnolog dari Skotlandia. Dalam
salah satu tulisannya di jurnal tersebut, Pak Logan untuk pertama kalinya
menulis kata “Indonesia”. Sebagai ilmuwan tentang masalah kebudayaan suku
bangsa, Pak Logan menggabung kata “India” yang banyak menghasilkan
rempah-rempah dan “nesos” yang berarti kepulauan. Maka, terciptalah nama
Indonesia.
Aha, rupanya Pak Logan tak mengira bahwa di
kemudian hari, nama Indonesia akan menjadi resmi Negara Republik Indonesia.
Bahkan, untuk selama-lamanya. (HGJ)
^^ Nice Post
ReplyDeletethanks ^^
Delete