Sejauh
ini terdapat Sembilan metode untuk mengidentifikasi jenazah. Namun,
identifikasi jenazah dengan menggunakan metode pemeriksaan deoxyribonucleic acid (DNA) mempunyai ketepatan paling tinggi
dibanding sejumlah metode identifikasi jenazah lainnya.
Dalam
mengidentifikasi korban ledakan bom, misalnya, ada 3 metode yang dapat
digunakan, yaitu menggunakan cirri-ciri gigi korban, membandingkan sidik jari
korban dengan sidik jari sebelumnya, dan pemeriksaan kode genetika atau DNA.
Pemeriksaan ciri-ciri gigi sulit dilakukan karena tidak setiap orang mempunyai
catatan gigi. Apalagi orang Indonesia jarang ke dokter gigi. Sementara itu, uji
sidik jari merupakan metode relative murah, mudah, dan cepat. Uji sidik jari
dapat dilakukan dengan cara membandingkan sidik jari korban dengan sidik jari
sebelumnya. Ketepatannya termasuk tinggi karena mempunyai variasi besar dengan
perhitungan satu berbanding 5 miliar. Kelemahannya, sidik jari gampang hilang
atau hancur karena ada di bagian luar tubuh. Kalau jarinya tidak utuh, tingkat
keakuratannya menjadi berkurang. Hal demikian diungkapkan oleh dr Djaja Surya Atmadja SpF PhD SH DFM,
ahli DNA forensic yang juga Ketua Program
Studi Pascasarjana Bidang Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Paling Akurat
Menurut
Djaja Surya, metode pemeriksaan DNA paling akurat dibandingkan metode
identifikasi jenazah lainnya dengan tingkat akurasi mendekati 100%. Pemeriksaan
DNA dapat menggunakan semua bagian tubuh, seperti darah, cairan sperma, tulang,
rambut, ludah, dan urine. Hasil pemeriksaan DNA tersebut kemudian dibandingkan
dengan contoh sampel dari keluarga korban, terutama orang tuanya. Pemeriksaan
DNA hanya perlu waktu paling lama dua hari, bahkan Taiwan dengan peralatan
canggihnya mampu memeriksan DNA dalam waktu 4,5 jam. Kendala yang ada mungkin
keterbatasan ahli DNA forensic yang mempunyai kemampuan menganalisis hasil
pemeriksaan DNA korban atau tersangka serta tingginya biaya pemeriksaan.
Sangat Valid
Sementara
itu, Loa Helena Suryadi MD MS,
peneliti dari Lembaga Eijkman,
menyatakan metode identifikasi DNA ini sangat valid karena mendekati 100%.
Identifikasi DNA menjadi sangat valid jika yang dibandingkan adalah DNA
mitokondria, yang berasal dari ibu. DNA mitokondria sangat tepat untuk
kedokteran forensic karena jumlah kopi jenis DNA ini sangat tinggi dan tidak
ada rekombinasinya. Selain itu, identifikasi DNA juga dapat digunakan untuk
mengetahui hubungan biologis antar individu dengan cara membandingkan pola
DNA-nya. Hal demikian dapat dilakukan dengan menganalisa pola DNA menggunakan
marka STR (short tandem repeat),
yaitu lokus DNA yang tersusun atas pengulangan dua sampai enam nukleotida.
Setelah diisolasi, DNA tersebut digandakan dengan metode PCR (polymerase chain reaction). Selanjutnya,
sampel DNA tersebut dicocokkan dengan pengurutan DNA (sequencing) sesuai standar FBI (BiroInvestigasi Federal).
0 Response to "DNA, Media Identifikasi Paling Akurat "
Post a Comment