Peuyeum (tapai singkong) sudah lama
dikenal sebagai makanan tradisional yang mempunyai rasa manis, sedikit asam,
dan sedikit beraroma alcohol. Kandungan gizi pada peuyeum adalah 0,5% protein, 0,1% lemak, 42,5% karbohidrat, dan
56,1% air. Selain itu, terdapat 82 mikrogram vitamin B1, 23 miligram fosfor,
dan 28 miligram kalsium dalam setiap 100 gram peuyeum.
Proses
pembuatan peuyeum meliputi 2 tahap
fermentasi, yaitu tahap pemecahan pati menjadi gula-gula sederhana oleh kapang
dan tahap penguraian gula menjadi alcohol oleh khamir. Hasil sampingan dari
reaksi tahap kedua berupa gas karbondioksida dan asam-asam organic. Pada saat
fermentasi, gula akan diubah menjadi alcohol, asam organic, dan karbondioksida.
Enzim yang dihasilkan khamir antara lain heksokinase,
asetaldehida dehidrogenase, karboksilase, invertase, enolase, dan aldolase.
Enzim tersebut akan mengubah gula menjadi alcohol dengan cara fermentasi sehingga
menghasilkan asam piruvat. Asam piruvat ini kemudian diubah menjadi alcohol dan
karbondioksida. Hasil samping yang terbentuk adalah asam laktat, asam asetat,
asam suksinat, asam piruvat, asetaldehida, dan gliserol.
Pembentukan
asam pada peuyeum disebabkan oleh
bakteri Acetobacter yang ikut serta dalam
ragi. Terbentuknya rasa asam pada peuyeum
kurang disukai sehingga kadang kala para produsen menambahkan suatu bahan
pemanis sintetis pada pembuatan peuyeum.
Sakarin, Si Pemanis
Peuyeum
Sakarin adalah salah satu pemanis buatan yang sering digunakan, biasanya
dijual dalam bentuk kalsium ortobenzosulfida. Sakarin ditemukan secara tidak
sengaja oleh Fahberlg dan Remsen pada tahun 1897. Pertama kali
sakarin digunakan sebagai antiseptic dan pengawet makanan. Pada tahun 1900,
sakarin mulai digunakan sebagai pemanis. Sakarin biasanya tersedia dalam bentuk
garam natrium. Nama dagang dari sakarin adalah gluside, garantose, saccarinose,
sakarol, saksin, sikose, atau hermesetas.
Intensitas
rasa manis garam Na-sakarin sangat tinggi, yaitu sekitar 200-700 kali lebih
manis dari sukrosa. Sakarin biasanya digunakan sebagai pengganti gula karena
mempunyai sifat yang stabil, nonkarsinogenik, nilai kalorinya rendah, dan
harganya relative lebih murah. Sayangnya sakarin mempunyai rasa kurang enak
(agak pahit) yang disebabkan oleh ketidakmurnian dari bahan tersebut. Menurut Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan Departemen Kesehatan (1992), kandungan sakarin dalam makanan tidak
melebihi 300 mg/kg
0 Response to "Manisnya Peuyeum Ternyata Terbubuhi Sakarin"
Post a Comment